A. Peta Lokasi Kerajaan
B. Raja dan Perannya
1. Karaeng Matoaya (Raja Gowa), yang
bergelar Sultan Alaudin (1593 sampai 1639) dan dibantu oleh Daeng Manrabia
(Raja Tallo) sebagai mangkubumi bergelar Sultan Abdullah
- Dalam
pemerintahannya kerajaan ini berkembang sebagai kerajaan maritim.
2. Raja Muhammad Said (1639 sampai 1653)
- Pada pemerintahannya
kerajaan ini berkembang pesat.
3. Sultan Hasannudin (1653 sampai 1669).
- Pada
pemerintahannya kerajaan ini mencapai puncak kejayaan, dan
berhasil memperluas wilayah di daerah yang subur.
C. Kehidupan
Masyarakat
1. Ekonomi
Kerajaan
Gowa Tallo merupakan kerajaan maritim dan berkembang sebagai
pusat perdagangan di Indonesia bagian timur. Hal ini ditunjang oleh :
~ Letak
yang strategis.
~ Memiliki
pelabuhan yang baik.
~ Jatuhnya
Malaka
di tangan Portugis
tahun 1511.
2. Sosial
Budaya
- Sebagai Negara Maritim, sebagian besar
masyarakat Makassar adalah nelayan dan pedagang.
- Masyarakat giat berusaha untuk kemakmuran
hidupnya tanpa melanggar norma-norma yang ada.
- Masyarakat mengenal pelapisan
sosial. Golongan bangsawan disebut “Anakarung/Karaeng”, golongan rakyat biasa
disebut “To Maradeka”, dan golongan bawah disebut “Ata”.
D. Faktor
Kemunduran
1. Kekalahan
VOC terhadap Kerajaan Makassar menyebabkan Belanda melakukan politik adu domba
antara Kerajaan Makassar dengan Kerajaan Bone.
2. Terjadinya
penyerangan dari Raja Bone Aru Palaka yang bekerja sama dengan Belanda sehingga memaksa
Gowa Tallo menandatangani
Perjanjian Bongaya.
E. Perjanjian Bongaya
Berisi
:
1. VOC
memperoleh hak monopoli perdagangan di Makassar.
2. Belanda
dapat mendirikan benteng di Makassar.
3. Makassar
harus melepaskan daerah-daerah
jajahannya seperti Bone
dan pulau-pulau
di luar Makassar.
4. Aru
Palaka diakui sebagai raja Bone.
F.
Peninggalan-Peninggalan
1.
Masjid Katangka (1605),
2.
Kompleks makam raja-raja
Gowa
Tallo,
3.
Benteng Fort Rutterdam,
4.
Batu
Pelantikan Raja,
5.
Sumur
Pendeta,
6.
Makam
Syekh Yusuf, dll.
0 comments:
Post a Comment