Karier dan Kehidupan
Chairul Tanjung lahir dari sebuah
keluarga berada, ayahnya seorang wartawan surat kabar kecil pada jaman
orde lama, A.G Tanjung. Pada saat orde baru terbentuk, usaha ayahnya
harus ditutup karena tulisannya banyak berseberangan secara politik saat
itu dengan penguasa, hal ini membuat orang tuanya harus menjual rumah
dan pindah tinggal di kamar losmen yang sempit. Kedua orangtuanya sangat
tegas dalam mendidik anak anaknya termasuk Chairul Tanjung. Orang
tuanya memiliki prinsip agar keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan
adalah langkah yang harus ditempuh, itulah kenapa dengan segala daya dan
upaya orang tua Chairul Tanjung selalu berusaha untuk tetap
menyekolahkan anak anaknya, tak terkecuali Chairul Tanjung. Ibu Halimah,
ibu kandung Chairul Tanjung menyatakan harus menjual kain batik
halusnya untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia.
Chairul Tanjung menuntaskan pendidikannya di SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, kemudian dia melanjutkan pendidikan nya di Universitas Indonesia. Selama kuliah Chairul Tanjung dikenal sebagai mahasiswa yang teladan, hal ini terbukti dari penghargaan yang dia peroleh pada tahun 1984-1985 sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional.
Insting bisnis Chairul Tanjung dimulai saat dia masih duduk di bangku kuliah, untuk membiayai kuliahnya Chairul Tanjung sempat membuka usaha fotokopi di Universitas Indonesia, dia juga sempat berjualan kaos dan buku kuliah stensilan, selain itu dia juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium, namun usahanya belum berhasil. Ketika lulus kuliah dia bersama dengan beberapa rekannya mendirikan PT. Pariarti Shindutama pada tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang dia peroleh dari Bank Exim, kala itu PT Pariarti yang bergerak dalam bidang produksi sepatu anak-anak ekspor mampu memperoleh pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia namun karena adanya perbedaan pandangan dalam hal ekspansi bisnis membuat perusahaan ini harus bubar dan Chairul Tanjung memilih untuk keluar dan memilih untuk membuat perusahaan sendiri.
Setelah keluar dari PT Pariarti, Chairul Tanjung membidik tiga bisnis inti yaitu Keuangan, Properti dan Multimedia. Lalu beridiri lah Para Grup ynag terkenal itu, Perusahaan Konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo sebagai father holding company yang membawahi beberapa sub holding yakni Para Inti Propertindo (properti), Para Global Investindo (bisnis keuangan),dan nti Investindo(media dan investasi), para grup sendiri memiliki sejumlah perusahaan di berbagai bidang, diantaranya:
Para Group mempunyai beberapa unit usaha yang telah dikenal di publik seperti:
- Mega Corpora
- Perbankan
- PT Bank Mega Tbk
- PT Bank Syariah Mega Indonesia
- Asuransi
- PT Asuransi Jiwa Mega Life
- PT Asuransi Umum Mega
- Pasar modal
- PT Mega Capital Indonesia
- Pembiayaan
- PT Para Multifinance
- PT Mega Auto Finance
- PT Mega Central Finance
- Trans Corp
- Trans Corpora Media
- PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
- PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
- PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)
- PT Trans Lifestyle
- PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
- PT Trans Fashion
- PT Trans Mahagaya
- PT Mahagaya Perdana (Prada, Hugo Boss, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Jimmy Choo ,Brioni, Celio, Francesco Biasia,Canali, Mango)
- PT Trans F&B
- PT Trans Coffee
- PT Trans Ice
- PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)
- PT Metropolitan Retailmart (Metro department store)
- PT Trans Airways
- PT Trans Rekan Media
- PT Trans Entertainment
- PT Trans Property
- PT Para Bandung Propertindo (Bandung Supermal)
- PT Batam Indah Investindo
- PT Karya Data Mandiri
- PT Mega Indah Propertindo
- PT Para Bali Propertindo
- PT Trans Studio
- PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
- Trans Studio Resort Bandung
- PT Trans Retail
- PT Carrefour Indonesia
- PT CT Global Resources
- PT Para Inti Energy
- PT Para Energy Investindo
- PT CT Agro
- PT Kaltim CT Agro
- PT Kalbar CT Agro
- PT Kalteng CT Agro
- PT Arah Tumata
- PT Wahana Kutai Kencana
Dalam bidang properti Para Grup memiliki
Bandung Supermall yang menghabiskan dana hingga Rp 99 miliar, Bandung
Supermal adalah Central Business District di Bandung yang mulai
difungsikan pada tahun 1999. Sementara di bidang Investasi, pada tahun
2010 Para Grup melalui perusahaan nya Trans Corp membeli 40% saham
Carrefour, MoU pembelian saham ini ditandatangani di Perancis tanggal 12
Maret 2010.
Pada tahun yang sama Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia dan Forbes memasukkan nama Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya asal Indonesia, pada tahun 2011 Forbes kembali memasukkan namanya di peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1 miliar dolar AS.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan
nama Para Grup pada 1 Desember 2011 menjadi CT Corp, CT merupakan
kependekan dari namanya sendiri, CT Corp terdiri dari tiga perusahaan
sub holding yaitu Mega Corp, Trans Corp dan CT Global resources yang
meliputi layanan financial, media, hiburan, baya hidup dan sumber daya
alam.
Riwayat Pendidikan
Berikut riwayat pendidikan Chairul Tanjung
- SD Van Lith, Jakarta (1975)
- SMP Van Lith, Jakarta (1978)
- SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
- Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
- Executive IPPM (MBA; 1993)
Pemikiran
Bagi Chairul Tanjung yang penting dalam
sebuah bisnis itu adalah mengembangkan jaringan atau networking, tidak
hanya berteman dengan perusahaan yang sudah ternama karena penting juga
untuk membuka hubungan baik sekalipun dengan perusahaan yang belum
ternama bahkan Chairul Tanjung menggambarkan hubungan baik dengan
pengantar surat sekalipun adalah hal yang penting, jika perusahaan sepi
order maka relasi seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membuka lagi
order.
Dalam hal Investasi Chairul Tanjung tidak alergi bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional, Chairul Tanjung tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan perusahaan tersebut menurutnya ini bukan upaya untuk menjual negara namun ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia untuk bisa berdiri dan mejadi tuan rumah di negeri sendiri. Menurut Chairul Tanjung modal memang penting dalam sebuah bisnis namun kemauan dan kerja keras adalah hal lain yang wajib dimiliki oleh seorang pengusaha namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya, baginya membangunkepercayaan pasar sama pentingnya dengan membangun integritas disinilah penting nya jaringan dalam sebuah bisnis.
Bagi generasi muda yang akan terjun berbisnis, Chairul Tanjung berpesan agar generasi muda mau sabar dan menapaki tangga bisnis satu persatu karena membangun bisnis itu tidak seperti membalikkan te;apak tangan dibutuhkan kesabaran dan kekuatan agar jangan pernah menyerah, jangan sampai terpancing untuk menggunakan jalan pintas (instant) karena dalam usaha kesabaran adalah kata kuncinya, memang sangat manusiawi jika seseorang dalam berusaha ingin segera mendapatkan hasilnya namun tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.
Buku
Kisah sukses Chairul Tanjung telah di
dokumentasikan nya dalam sebuah buku yang berjudul “si Anak Singkong”
dengan tebal hingga 360 Halaman. Buku yang ditulis oleh wartawan kompas
Tjahja Gunawan Adiredja ini banyak mengisahkan kehidupan Chairul
Tanjung dari kecil hingga sukses seperti ini,.
Buku ini diawali dari kisah Chairul Tanjung kecil yang harus berjuang di tengah keterbatasan ekonomi saat itu, namun dia mampu melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi karena komitmen kedua orang tua nya yang selalu menomor satukan pendidikan, di dalam buku ini juga dibahas rumah tangga Chairul Tanjung dan kisahnya saat bertemu perempuan asal Jawa yang tegas dan tegar Anita Ratnasari, dalam buku ini pula Chairul Tanjung menyatakan perasannya yang dalam terhadap sang Ibu selain itu Chairul Tanjung juga menyampaikan pandangan-pandangan terhadap persoalan ekonomi dan aktivitas nya sebagai seorang pengusaha.
Nama anak singkong sendiri terinspirasi dari panggilan Chairul Tanjung saat kecil yaitu “anak singkong” yang berarti anak kampungan.
Demikian "Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong", pengusaha Indonesia yang menjadi inspirasi bagi bangsa.
0 comments:
Post a Comment