Pada
suatu malam, Mei yang sebelumnya memang sudah pernah melakukan percobaan bunuh
diri namun berhasil digagalkan oleh Prasetya kembali melakukan aksinya dengan
mencoba terjun dari atap Rumah Sakit tempat dia dirawat. Namun aksinya kembali
dapat digagal oleh Prasetya.
Pras : “Mengapa kamu keluar dari ruanganmu? Apa
yang kamu lakukan di sini?”
Mei : “Aku mau bunuh diri, jangan halangin
aku”
Pras : “Jangan! Kumohon jangan lakukan itu!”
Mei : “Biarkan saja!”
Pras : “Titik tempatmu berdiri tepatnya 19,5
meter sampai ke aspal. Kalau beratmu hanya 50
sampai
55 kilogram itu ada kemungkinan kamu jatuh tapi tidak mati, yang jelas cacat”
Mei : “Siapa kamu?”
Pras : (selangkah mendekati Mei)
Mei : “Jangan mendekat!”
Pras : “Aku Prasetya, aku yang membawamu kemari”
Mei : “Ngapain
kamu ngurusin hidup aku”
Pras : “Aku tahu tentang hidupmu, Mei. Aku tahu
rasanya ulang tahun tanpa kehadiran orang
tua”
Mei : “Aku tidak peduli”
Pras : “Aku tahu rasanya ditinggalkan…”
Mei : “Bagus! Biarin aku mati”
Pras : “Mei, tolong dengarkan dulu! Ibuku
meninggal bunuh diri di depan mataku, bayi kamu
yang baru lahir akan bernasib sama seperti
kita. Sejarah akan terulang Mei”
Mei : “Aku tidak peduli. Setelah aku hamil
berbulan-bulan, kesakitan, sekarng aku yang harus
Menjaga bayi itu, gitu?”
Pras : “Kamu tidak akan sendirian, kalau kamu
bertekad menjadi wanita baik, Tuhan akan
Mengirimkan lelaki yang baik”
Mei : “Laki-laki? Udah lah ya”
Pras : “Nanti laki-laki yang baik itu akan…”
Mei : “Nanti nanti nanti!” (Tiba-tiba Mei
memutus perkataan Pras)
“Semua laki-laki sama, selalu sembunyi di balik kata nanti. Saya muak
dengan omong
Kosong ini” (Langsung lompat dari atas gedung)
Pras : “Mei! Jangan Mei!” (Menggapai tangan Mei)
Mei : “Lepaskan aku!”
Pras : “Tidak! Jangan Mei! Demi Allah aku akan
melindungi kamu, aku janji”
Mei : “Bohong! Lepasin aku!”
Pras : “Mei!” (Memegang erat tangan Mei)
Mei : “Lepasin!”
Pras : “Mei, aku akan nikahin kamu, Mei”
Mei : “Lepasin!”
Pras : “Aku akan nikahin kamu”
Mei : “Bohong!”
Pras : “Demi Allah, aku
janji akan nikahin kamu, sekarang. Demi Allah. Ayo naik”
Akhirnya Mei pun berhasil diluluhkan
oleh Pras dan kembali ke atas dan langsung memeluk Pras. Pada saat itu juga
Meirose dan Prasetya melangsungkan pernikahan yang hanya dihadiri oleh penghulu
dan kedua sahabat Prasetya.
Analisis struktur
Orientasi
Pada
suatu malam, Mei yang sebelumnya memang sudah pernah melakukan percobaan bunuh
diri namun berhasil digagalkan oleh Prasetya kembali melakukan aksinya dengan
mencoba terjun dari atap Rumah Sakit tempat dia dirawat. Namun aksinya kembali
dapat digagal oleh Prasetya.
Permintaan
Pras : “Mengapa kamu keluar dari ruanganmu? Apa
yang kamu lakukan di sini?”
Pemenuhan
Mei : “Aku mau bunuh diri, jangan halangin aku.”
Pras : “Jangan! Kumohon jangan lakukan itu!”
Penawaran
Mei : “Biarkan saja!”
Pras : “Titik tempatmu berdiri tepatnya 19,5
meter sampai ke aspal. Kalau beratmu hanya 50
sampai
55 kilogram itu ada kemungkinan kamu jatuh tapi tidak mati, yang jelas cacat”
Mei : “Siapa kamu?”
Pras : (selangkah mendekati Mei)
Mei : “Jangan mendekat!”
Pras : “Aku Prasetya, aku yang membawamu kemari”
Mei : “Ngapain
kamu ngurusin hidup aku”
Pras : “Aku tahu tentang hidupmu, Mei. Aku tahu
rasanya ulang tahun tanpa kehadiran orang
tua”
Mei : “Aku tidak peduli”
Pras : “Aku tahu rasanya ditinggalkan…”
Mei : “Bagus! Biarin aku mati”
Pras : “Mei, tolong dengarkan dulu! Ibuku
meninggal bunuh diri di depan mataku, bayi kamu
yang baru lahir akan bernasib sama seperti
kita. Sejarah akan terulang Mei”
Mei : “Aku tidak peduli. Setelah aku hamil
berbulan-bulan, kesakitan, sekarng aku yang harus
Menjaga bayi itu, gitu?”
Pras : “Kamu tidak akan sendirian, kalau kamu
bertekad menjadi wanita baik, Tuhan akan
Mengirimkan lelaki yang baik”
Mei : “Laki-laki? Udah lah ya”
Pras : “Nanti laki-laki yang baik itu akan…”
Mei : “Nanti nanti nanti!” (Tiba-tiba Mei
memutus perkataan Pras)
“Semua laki-laki sama, selalu sembunyi di balik kata nanti. Saya muak
dengan omong
Kosong ini” (Langsung lompat dari atas gedung)
Pras : “Mei! Jangan Mei!” (Menggapai tangan Mei)
Mei : “Lepaskan aku!”
Pras : “Tidak! Jangan Mei! Demi Allah aku akan
melindungi kamu, aku janji”
Mei : “Bohong! Lepasin aku!”
Pras : “Mei!” (Memegang erat tangan Mei)
Mei : “Lepasin!”
Pras : “Mei, aku akan nikahin kamu, Mei”
Mei : “Lepasin!”
Pras : “Aku akan nikahin kamu”
Mei : “Bohong!”
Pras : “Demi Allah, aku
janji akan nikahin kamu, sekarang. Demi Allah. Ayo naik”
Persetujuan
Akhirnya Mei pun berhasil diluluhkan
oleh Pras dan kembali ke atas dan langsung memeluk Pras.
Penutup
Pada
saat itu juga Meirose dan Prasetya melangsungkan pernikahan yang hanya dihadiri
oleh penghulu dan kedua sahabat Prasetya.
Baca juga
Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya
Teks Anekdot Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya Bahasa Indonesia
Contoh Teks Prosedur Kompleks Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya
Baca juga
Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya
Teks Anekdot Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya Bahasa Indonesia
Contoh Teks Prosedur Kompleks Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya
0 comments:
Post a Comment