Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang
menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung
bertanya setelah selesai shalat, ”Ya Rasulullah, kami melihat
seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda
sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan
segar.”
Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu
mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah
sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit.”
Melihat
kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis,
kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan
rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus
setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.
Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda
menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal
diam?”
Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa
pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku
jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi
beban bagi umatnya?”
Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan
ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang
kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat
kelak.”
Dari kisah di atas banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita teladani
dan kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
Pertama, gaya hidup Rasulullah yang sederhana dan bersahaja di saat
sebenarnya Beliau bisa saja hidup dengan kemewahan. Kecintaan para
sahabat kepada Rasulullah sungguh luar biasa sehingga secara kehidupan
duniawi tidak mungkin Beliau berkekurangan. Sikap hidup sederhana yang
merupakan pilihan hidup Nabi ini kemudian menjadi contoh bagi
pemimpin-pemimpin hebat dalam sejarah Islam.
Kedua, sikap empati Rasul terhadap ummat saat itu. Sebagai pemimpin,
Beliau ingin menunjukkan rasa cinta kepada ummat dengan memilih gaya
hidup sederhana karena memang hampir sebagian besar ummat Beliau saat
ini hidup dalam keterbatasan. Beliau mau mengorbankan kesenangan demi
ummat, bahkan Beliau rela menanggung lapar dengan harapan biarlah hanya
Beliau saja yang lapar dan ummat Beliau kelak tidak akan lapar di dunia
dan akhirat kelak. Sungguh Kita semua sangat merindukan sosok pemimpin
yang meniru akhlak Rasulullah, pemimpin yang mengutamakan kepentingan
orang-orang yang dipimpinnya diatas kepentingan pribadi.
Ketiga, bisa juga kita mengkaji secara ilmiah apakah memang ada hubungan
antara mengikat kerikil di perut dengan menghilang rasa lapar. Lalu
kerikil yang dipakai Rasul apakah hanya sekedar kerikil biasa atau
kerikil khusus yang telah Beliau doakan. Apakah Rasul hanya pada saat
lapar saja mengikat batu kerikil di perut atau memang itu kebiasaan
Rasul, dalam keadaan lapar dan kenyang tetap batu kerikil tersebut ada
di perut Beliau yang diikat dalam kain. Bisa jadi kebiasaan mengikat
kerikil diperut yang dilakukan Rasul ini yang kemudian menjadi tradisi
dikalangan Sufi, dalam keadaan lapar melaksanakan puasa-puasa khusus
batu itu berbunyi (karena batu tersebut bergesek antara satu dengan
lainnya seperti batu Rasulullah) ketika shalat dan bergerak akibat
kainnya yang sudah agak kendor dan dalam keadaan normal batu tersebut
tidak berbunyi karena lilitan kainnya pas melingkar di perut.
Wallahu’alam!
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.h
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.h
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
Kekuatan Maaf
Rasulullah
Home » Kisah Motivasi » Kekuatan Maaf Rasulullah
download (1)k
download (1)
Promoted Content
by Mgid
Hurry Up Before This Video Gets Banned!
Millionaire's Blueprint
Free Millionaire Blueprint Makes $1,843,207.48 in 90 Days!
Millionaire's Blueprint
Mari Bermain Poker!
Gaji 30 Juta Rutin Tiap Bulan
jadiberhasil.com
Kini Anda Bisa Memiliki Income Rp. 30 Juta Rutin Tiap Bulan!
jadiberhasil.com
Think It's Impossible to Make $600,000 Online?
Millionaire's Blueprint
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah
pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa
sallam. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya,
dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal itu.
Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rasulullah, langsung
didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah
datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya menghadang.
Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau
seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini
hanya untuk membunuh Muhammad!”.
Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya.
Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan
perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya
kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang
masjid Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah
baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara
kalian yang sudah memberinya makan?”.
Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan
Nabi. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh
orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari
Rasulullah. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda
maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan
ingin masuk Islam!”
Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata,
“Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang
itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah
memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,
“Ucapkanlah Laa ilaha illa- Llah (Tiada ilah selain Allah).” Si musyrik
itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain
Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan
nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya!”
Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram
terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah
membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke
negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada
Rasulullah dengan wajah ramah berseri. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku
bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”
Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya
ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak
mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang
menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau
bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhaan Allah
Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki
kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih
kucintai selain Muhammad Rasulullah.”
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
link : http://www.kumpulancerita.net/kekuatan-maaf-rasulullah.html
0 comments:
Post a Comment