Wednesday, December 28, 2016

Contoh Teks Negosiasi Dari Film "SURGA YANG TAK DIRINDUKAN" Beserta Strukturnya



            Pada suatu malam, Mei yang sebelumnya memang sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri namun berhasil digagalkan oleh Prasetya kembali melakukan aksinya dengan mencoba terjun dari atap Rumah Sakit tempat dia dirawat. Namun aksinya kembali dapat digagal oleh Prasetya.



Pras     : “Mengapa kamu keluar dari ruanganmu? Apa yang kamu lakukan di sini?”

Mei      : “Aku mau bunuh diri, jangan halangin aku”

Pras     : “Jangan! Kumohon jangan lakukan itu!”

Mei      : “Biarkan saja!”

Pras     : “Titik tempatmu berdiri tepatnya 19,5 meter sampai ke aspal. Kalau beratmu hanya 50

sampai 55 kilogram itu ada kemungkinan kamu jatuh tapi tidak mati, yang jelas cacat”

Mei      : “Siapa kamu?”

Pras     : (selangkah mendekati Mei)

Mei      : “Jangan mendekat!”

Pras     : “Aku Prasetya, aku yang membawamu kemari”

Mei      : “Ngapain kamu ngurusin hidup aku”

Pras     : “Aku tahu tentang hidupmu, Mei. Aku tahu rasanya ulang tahun tanpa kehadiran orang

                tua”

Mei      : “Aku tidak peduli”

Pras     : “Aku tahu rasanya ditinggalkan…”

Mei      : “Bagus! Biarin aku mati”

Pras     : “Mei, tolong dengarkan dulu! Ibuku meninggal bunuh diri di depan mataku, bayi kamu

     yang baru lahir akan bernasib sama seperti kita. Sejarah akan terulang Mei”

Mei      : “Aku tidak peduli. Setelah aku hamil berbulan-bulan, kesakitan, sekarng aku yang harus

                Menjaga bayi itu, gitu?”

Pras     : “Kamu tidak akan sendirian, kalau kamu bertekad menjadi wanita baik, Tuhan akan

                 Mengirimkan lelaki yang baik”

Mei      : “Laki-laki? Udah lah ya”

Pras     : “Nanti laki-laki yang baik itu akan…”

Mei      : “Nanti nanti nanti!” (Tiba-tiba Mei memutus perkataan Pras)

              “Semua laki-laki sama, selalu sembunyi di balik kata nanti. Saya muak dengan omong

                Kosong ini” (Langsung lompat dari atas gedung)

Pras     : “Mei! Jangan Mei!” (Menggapai tangan Mei)

Mei      : “Lepaskan aku!”

Pras     : “Tidak! Jangan Mei! Demi Allah aku akan melindungi kamu, aku janji”

Mei      : “Bohong! Lepasin aku!”

Pras     : “Mei!” (Memegang erat tangan Mei)

Mei      : “Lepasin!”

Pras     : “Mei, aku akan nikahin kamu, Mei”

Mei      : “Lepasin!”

Pras     : “Aku akan nikahin kamu”

Mei      : “Bohong!”

Pras     : “Demi Allah, aku janji akan nikahin kamu, sekarang. Demi Allah. Ayo naik”



            Akhirnya Mei pun berhasil diluluhkan oleh Pras dan kembali ke atas dan langsung memeluk Pras. Pada saat itu juga Meirose dan Prasetya melangsungkan pernikahan yang hanya dihadiri oleh penghulu dan kedua sahabat Prasetya.



Analisis struktur

Orientasi

            Pada suatu malam, Mei yang sebelumnya memang sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri namun berhasil digagalkan oleh Prasetya kembali melakukan aksinya dengan mencoba terjun dari atap Rumah Sakit tempat dia dirawat. Namun aksinya kembali dapat digagal oleh Prasetya.



Permintaan

Pras     : “Mengapa kamu keluar dari ruanganmu? Apa yang kamu lakukan di sini?”



Pemenuhan

Mei      : “Aku mau bunuh diri, jangan halangin aku.

Pras     : “Jangan! Kumohon jangan lakukan itu!”



Penawaran

Mei      : “Biarkan saja!”

Pras     : “Titik tempatmu berdiri tepatnya 19,5 meter sampai ke aspal. Kalau beratmu hanya 50

sampai 55 kilogram itu ada kemungkinan kamu jatuh tapi tidak mati, yang jelas cacat”

Mei      : “Siapa kamu?”

Pras     : (selangkah mendekati Mei)

Mei      : “Jangan mendekat!”

Pras     : “Aku Prasetya, aku yang membawamu kemari”

Mei      : “Ngapain kamu ngurusin hidup aku”

Pras     : “Aku tahu tentang hidupmu, Mei. Aku tahu rasanya ulang tahun tanpa kehadiran orang

                tua”

Mei      : “Aku tidak peduli”

Pras     : “Aku tahu rasanya ditinggalkan…”

Mei      : “Bagus! Biarin aku mati”

Pras     : “Mei, tolong dengarkan dulu! Ibuku meninggal bunuh diri di depan mataku, bayi kamu

     yang baru lahir akan bernasib sama seperti kita. Sejarah akan terulang Mei”

Mei      : “Aku tidak peduli. Setelah aku hamil berbulan-bulan, kesakitan, sekarng aku yang harus

                Menjaga bayi itu, gitu?”

Pras     : “Kamu tidak akan sendirian, kalau kamu bertekad menjadi wanita baik, Tuhan akan

                 Mengirimkan lelaki yang baik”

Mei      : “Laki-laki? Udah lah ya”

Pras     : “Nanti laki-laki yang baik itu akan…”

Mei      : “Nanti nanti nanti!” (Tiba-tiba Mei memutus perkataan Pras)

              “Semua laki-laki sama, selalu sembunyi di balik kata nanti. Saya muak dengan omong

                Kosong ini” (Langsung lompat dari atas gedung)

Pras     : “Mei! Jangan Mei!” (Menggapai tangan Mei)

Mei      : “Lepaskan aku!”

Pras     : “Tidak! Jangan Mei! Demi Allah aku akan melindungi kamu, aku janji”

Mei      : “Bohong! Lepasin aku!”

Pras     : “Mei!” (Memegang erat tangan Mei)

Mei      : “Lepasin!”

Pras     : “Mei, aku akan nikahin kamu, Mei”

Mei      : “Lepasin!”

Pras     : “Aku akan nikahin kamu”

Mei      : “Bohong!”

Pras     : “Demi Allah, aku janji akan nikahin kamu, sekarang. Demi Allah. Ayo naik”



Persetujuan

            Akhirnya Mei pun berhasil diluluhkan oleh Pras dan kembali ke atas dan langsung memeluk Pras.



Penutup

0 comments:

Post a Comment